happy bear stories

Kamis, 15 Maret 2012

klasikal dan operant conditioning


Klasikal Conditioning
Nama saya Dwi Kartika Harahap, sekarang saya duduk di semester II jurusan Psikologi. Pada hari Rabu kemarin, kami sedang mempelajari topik klasikal conditioning pada mata kuliah PUM II. Saya memiliki sebuah kasus, yaitu kasus yang terjadi pada diri saya sendiri. Sejak kecil saya takut dengan hewan ampibi yaitu kodok/ katak. Karena banyak orang bilang ketika digigit kodok maka akan sangat sakit dan berdarah. Bagaimana kasus saya ini jika di kaitkan dengan teori klasikal conditioning?  
pembahasan
Ketakutan saya terhadap hewan tersebut berawal dari teman saya yang sedang bermain dengan hewan tersebut dan tiba-tiba tangan teman saya digigit oleh kodok tersebut hingga berdarah dan juga banyak orang disekeliling saya bilang seprti itu. Sejak peristiwa itu saya menjadi takut dengan kodok karena jika kodok itu menggigit maka akan sakit dan berdarah dan samapai sekarang saya masih takut dengan hewan ampibi tersebut.
saat ini saya akan mencoba untuk mengaitkan kasus saya dengan sebuah teori yang ada pada klasikal conditioning. Saya membuat sebuah permisalan yaitu :
digigit saya misalkan sabagai UCS
takut saya misalkan sebagai UCR
kodok/katak saya misalkan sebagai CS
sehingga : UCS- CS – UCR
jadi karena peristiwa itu selalu ada dalam pikiran saya yaitu jika digigit kodok itu sakit dan berdarah maka saya takut, sehingga samapai sekarang jika saya melihat kodok maka saya takut.


Operant conditioning
Pada topik pembelajaran kali ini yaitu mengenai operant conditioning, saya akan menceritakan sebuah kasus yang saya alami sendiri selama masa sekolah saya dahulu. Ketika saya masih sekolah, ayah saya selalu menjanjikan sesuatu kepada saya jika saya berhasil mencapai suatu target tertentu. Sebagai contoh, ketika saya duduk di bangku SMA saya selalu ingin berprestasi, karena ketika saya berprestasi ayah selalu memberikan hadiah kepada saya, seperti pada saat saya duduk di kelas 2 SMA, ayah saya membelikan saya sebuah sepeda motor terbaru karena saya berhasil mencapai peringkat umum di sekolah saya. pada saat itu hadiah yang membuat saya selalu ingin mencoba untuk berprestasi kembali agar saya bisa mendapatkan hadiah lagi. Dan hal itu kemabali terulang, pada saat kenaikan kelas 3, saya kembali berprestasi, dan ayah saya memberikan hadiah kepada saya lagi sebagai penghargaan karena saya telah berprestasi.
pembahasan 
pada kasus saya kali ini, saya mencoba mengaitkannya dengan teori operant conditioning, yaitu teori mengenai reinforcement positif , yaitu teori mengenai suatu konsekuensi dari sebuah perilaku yang memungkinkan perilaku tersebut diulangi. Jika dikaitkan dengan kasus saya diatas, saya membuat permisalan sebagai berikut :
hadiah sepeda motor saya misalkan sebagai respons
peringkat umum saya misalkan sebagai perilaku
pada reinforcement positif ada dua hal yang perlu di perhatikan yaitu
Timing :  jarak waktu antara perilaku dengan respons harus tepat, tidak terlalu cepat atau terlalu lama. Jika di kaitkan pada kasus saya yaitu ketika saya berprestasi pada kenaikan kelas 2 maka hadiah harus di berikan tidak terlalu lama setelah peristiwa itu, jika hadiah di berikan dengan jarak yang terlalu lama maka tidak memiliki efek , begitu juga sebaliknya.
Consistency in the delivery of reinforcement : pemberian respons harus konsisten terhadap perilaku, yaitu : jika saya pada kenaikan kelas 2 berprestasi dan mendapatkan hadiah maka pada kenaikan kelas 3, saya mendapatkan prestasi maka saya akan mendapatkan hadiah lagi dari ayah saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar