happy bear stories

Rabu, 13 Juni 2012

APHASIA

Aphasia merujuk kepada suatu kondisi dimana anak gagal menguasai ucapan-ucapan bahasa yang bermakna pada usia sekitar 3;0 tahunan. Ketidakcakapan bicara ini tidak dapat dijelaskan karena faktor ketulian, keterbelakangan mental, gangguan organ bicara, atau faktor lingkungan.
Aphasia tampak dalam berbagai bentuk dengan simptom yang cukup kompleks. Secara garis besar simptom aphasia dapat digolongkan ke dalam tiga karakteristik utama berikut ini.
a. Receptive aphasia
• Tidak dapat mengidentifikasi apa yang didengar.
• Tidak dapat melacak arah.
• Kemiskinan kosakata.
• Tidak dapat memahami apa yang terjadi dalam gambar.
• Tidak dapat memahami apa yang dia baca.
b. Expressive aphasia
• Jarang bicara di kelas.
• Kesulitan dalam melakukan peniruan.
• Banyak pembicaraan yang tidak sejalan dengan ide.
• Jarang menampilkan gesture (gerak tangan).
• Ketidakcakapan menggambar dan menulis.
c. Inner aphasia
• Tidak mampu melakukan asosiasi; oleh karena itu sulit berpikir abstrak.
• Memberikan respon yang tak layak atas panggilan/sahutan.
• Lambat merespon.
Jenis aphasia, diklasifikasikan kedalam 4 jenis,  yaitu:
a. Aphasia Sensoris atau (aphasia reseptif, fluent aphasia, word deafness,  wernickes aphasia). Yaitu mengalami kesulitan dalam memberi makna  rangsangan yang diterimanya.
b. Aphasia motoris atau (aphasia ekspresif, broca aphasia), yaitu mengalami  kesulitan dalam mengkoordinasikan atau menyusun pikiran, perasaan dan  kemauan menjadi symbol-simbol yang bermakna dan dimengerti oleh orang  lain.
c. Aphasia konduktif  atau (dynamic aphasia, transcorticak sensory aphasia),  yaitu megalami kesulitan dalam meniru pengulangan bunyi-bunyi  bahasa.
d. Aphasia Amnesic atau nominal aphasia atau anomia, yaitu kesulitan dalam  memilih dan menggunakan symbol-simbol yang tepat (Tarmansyah, 1995.,  p. 94) .
Penyebab Aphasia :
Aphasia biasanya disebabkan oleh lesi dalam area berbahasa yang berhubungan dengan lobus frontal, lobus temporal dan lobus parietal di otak, seperti wilayah Broca, Wernicke’s area, dan jalur saraf di antara mereka. Area ini hampir selalu terletak di belahan otak kiri, dan pada banyak orang tempat ini sebagai kemampuan untuk memnghasilkan dan memahami bahasa. Namun, minoritas mengatakan bahwa kemampuan bahasa yang ditemukan berada di belahan kanan. Aphasia berkembang secara perlahan-lahan, seperti dalam kasus tumor otak atau progresif penyakit saraf, misalnya penyakit Alzheimer atau Parkinson. Aphasia mungkin juga disebabkan oleh pendarahan tiba-tiba yang terjadi di dalam otak.

sumber :
Dra. Hj. T. Sutjihati Somantri, M.Si., psi. (2007). “Psikologi Anak Luar Biasa”. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar