happy bear stories

Minggu, 03 Juni 2012

BIOGEN


Perbedaan Jenis Kelamin : Berasal Dari Evolusi?
            Penalaran psikolog evolusioner adalah  melalui evolusi, pria dan wanita memiliki peran yang berbeda untuk dimainkan sebagai akibat alamiah berbedaan biologis antara dua jenis kelamin. Dan juga perbedaan ditemukan ari segi fisik. Karena perbedaan ini telah konsisten sepanjang jalur evolusi, maka disimpulkan bahwa otak manusia telah mengevolusikan kecendrungan psikologis dengan spesifikasi jenis kelamin.
            Pria dan wanita juga berbeda secara sosial, khususnya mereka sering kali tumbuh dalam masyarakat yang tidak memperlakukan pria dan wanita secara sederajat. Pada umumnya pria lebih berkuasa daripada wanita. Dengan demikian, perbedaan jenis kelamin dapat dikonstruksikan secara sosial dibandingkan disebabkan oleh biologis. Walaupun demikian, ide inti psikologi evolusioner adalah unsure biologislah yang menentukan perbedaan jenis kelamin. Evolusi perbedaan psikologis antara pria dan wanita dipandang menyebabkan perbedaan gender yang kita amati dalam masyarakat.
Pemilihan  Pasangan Pria-Wanita
Menurut teori evolusi , sebagaimana  yang dilontarkan Darwin, tekanan seleksi terhadap jalur Evolusi  manusia telah menghasilkan perbedaan jenis kelamin dalam pemilihan pasangan. Fitur tertentu pada diri pria bersifat attraktif bagi wanita, dan fitur wanita yang menarik bagi pria, diperkirakan merupakan produk evolusi. Terdapat dua ide yang mendasari analisis perbedaan jenis kelamin psikolog evolusioner kontemporer. Salah satunya disebut parental investment theory (teori investasi parental).  Teori tersebut merupakan analisis perbedaan biaya, atau investasi  yang dibuat pria versus wanita dalam mengasuh anak sepanjang usia. Ide intinya adalah perbedaan biologis antarjenis kelamin menyebabkan wanita berinvestasi lebih besar dalam pengasuhan anak. Para wanita dapat menurunkan gen mereka sedikit kepada keturunanya dibandingkan dengan para pria. Hal tersebut terjadi, sebab selama wanita berada dalam periode kehamilan yang berlawanan dengan pria. Dengan kata lain, investasi parental lebih besar untak wanita karena “replacement sost” yang lebih besar terhadap diri mereka.  Sedangkan pria tidak mengalami hal yang dialami wanita seperti hamil, hal tersebut menyebabkan wanita memiliki preferensi yang lebih tinggi dan kriteria yang berbeda dalam memilih pasangan daripada pria. Wanita membutuhkan pria untuk  membantu beban ketika hamil dan membesarkan anak, sedangkan pria diperkirakan  lebih fokus pada potensi reproduksi pasangannya (kemudaan dan tanda biologis kesuburan biologis lain).
Alasan kedua berkaitan dengan menjadi orangtua (parenthood). Karena wanita yang mengalami kemahilan, maka mereka yakin bahwa mereka adalah ibu dari keturunan mereka. Disisi lain, pria bisa menjadi tidak yakin dengan keturunan mereka sendiri, karena itu mereka harus meyakini bahwa janin yang ada dalam kandungan pasangan mereka adalah keturunan mereka bukan dari pria lain. Hal tersebut menyebabkan pria meletakkan perhatian yang besar terhadap pasangan intim mereka dan menempatkan nilai kesucian yang besar pada calon pasangan mereka keimbang yang dilakukan wanita.
Beberapa hipotesis yang diperoleh dari parental investment dan teori probabilitas parenthood:
1.        “ nilai” seorang wanita dimata pria ditentukan oleh kemampuan reproduksinya sebagaimana yang diindikasikan oleh kemudaan dan daya tarik fisik. Kesucian harus dinilai dalam kerangka peningkatan kemungkinan menjadi orangtua.
2.        “ nilai” pria dimata wanita tidak terlalu ditentukan oleh nilai reproduktif tetapi lebih kepada bukti  sumber daya yang dapat disuplainya, sebagaimana yang dibuktikan oleh karakteristikseperti kemampuan menghasilkan uang, ambisi, dan pekerja keras.
3.        Pria dan wanita memiliki perbedaan dalam aktivitas yang mengaktifkan kecemburuan; pria lebih cemburu terhadap penyelewengan seksual dan ancaman terhadap kemungkinan paternal, dan wanita lebih perhatian terhadap kedekatan emosional dan ancaman kehilangan sumber daya.
Penyebab cemburu
D.M. Buss (1992)  melakukan tiga studi untuk menguji hipotesis perbedaan pada rasa cemburu. Dalam studi pertama, sebanyak 60 persen sampel pria mengalami depresi yang lebih besar terhadap ketidaksetiaan secara seksual pasangannya, dan 83 persen sampel wanita mengalami  depresi yang lebih besar melihat kedekatan pasangannya dengan sang rival. Dalam studi kedua, pengukuran depresi psikologis diambil dengan membayangkan dua skenario, salah satu skenario itu adalah pasangan mereka berselingkuh secara seksual dengan orang lain dan pada skenario yang kedua adalah pasangan mereka berselingkuh secara emosional dengan orang lain. Pada studi kedua ini, ditemukan hasil yang bertolak belakang antara pria dan wanita, pria menunjukkan depresi psikologis yang lebih besar dalam kaitannya dengan perselingkuhan seksual pasangannya, dan wanita menunjukkan deprsi psikologis yang lebih besar ketika pasangannya berselingkuh secara emosional.
Dalam studi ketiga, yang dieksplorsi adalah hipotesis yang menyatakan bahwa pria dan wanita yang ernah melakukan hubungan seksual akan menunjukkan hasil yang sama dengan studi sebelumnya, tetapi lebih besar hasilnya dibandingkan pria dan wanita yang belum pernah terlibat dalam hubungan seksual.


sumber : buku psikologi kepribadian Pervin Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar