Gaya Belajar dan Gaya Berpikir
Gaya belajar dan berpikir bukanlah kemampuan, melainkan cara yang dipilih
seseorang untuk menggunakan kemampuannya .
Dikotomi Gaya Belajar dan
Berpikir
Dua dikotomi gaya belajar dan berpikir yang paling banyak didiskusikan adalah
gaya impulsif/reflektif dan mendalam/dangkal.
Gaya Impulsif/Reflektif : disebut juga sebagai tempo konseptual,
yakni murid cenderung bertindak cepat dan impulsif atau menggunakan lebih
banyak waktu untuk merespons dan merenungkan akurasi dari suatu jawaban. Murid
yang impulsif sering kali lebih banyak melakukan kesalahan ketimbang murid yang
reflektif.
Murid yang reflektif lebih mungkin melakukan tugas :
·
Mengingat
informasi terstruktur
·
Membaca
dengan memahami dan menginterpretasi teks
·
Memecahkan
problem dan membuat keputusan
Murid yang reflektif juga lebih mungkin untuk menentukan sendiri tujuan
belajar dan berkonsentrasi pada informasi yang relevan. Murid reflaktif
biasanya standar kinerjanya tinggi. Banyak bukti menunjukkan murid reflektif
lebih efektif dan lebih baik dalam pelajaran sekolah ketimbang murid impulsif.
Gaya Mendalam/ Dangkal : sejauh mana murid mempelajari materi
belajar dengan satu cara yang membantu mereka untuk memahami makna materi
tersebut (gaya mendalam), atau sekedar mencari apa-apa yang perlu untuk
dipelajari (gaya dangkal). Murid yang
belajar dengan mengggunakan gaya dangkal tidak bisa mengaitkan apa-apa yang
mereka pelajari dengan kerangka konseptual
yang lebih luas. Mereka cenderung belajar secara pasif, sering kali hanya
mengingat informasi. Pelajar mendalam (deep learner) lebih mungkin untuk secara
aktif memahami apa-apa yang mereka pelajari dan memberi makna pada apa yang
perlu untuk diingat. Pelajar yang menggunakan metode mendalam menggunakan
pendekatan konstruktivis dalam aktivitas belajarnya dan lebih mungkin
memotivasi diri sendiri untuk belajar, sedangkan pelajar yang menggunakan
metode dangkal (surface learner) lebih mungkin akan termotivasi belajar jika
ada penghargaan dari luar.
Sumber : buku Psikologi pendidikan, John W. Santrock, edisi kedua, kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar