happy bear stories

Senin, 25 Februari 2013

Seni dan Ilmu Mengajar

Berdasarkan Referensi Buku
Berdasarkan Pengalaman selama SMA
Hubungan pikiran : guru memberikan dan siswa menerima bantuan dan bimbingan, siswa adalah “subjek atau murid”, yaitu mereka yang menerima dan mengkuti disiplin yang ditentukan oleh guru untuk pengembangan pikirannya.
Selama SMA guru berperan sebagai fasilitator dan lebih banyak para murid yang aktif, murid melakukan kegiatan presentasi di kelas mengenai suatu mata pelajaran dan guru berperan sebagai jembatan atau meluruskan mengenai suatu topik jika para siswa mulai tidak sesuai dengan topik pembelajaran.
Banyak dan beragam : guru berhadapan dengan siswa yang banyak dan beragam. Mereka menerima kepuasan ketika menghadapi siswa yang baik, meski belum tentu berprestasi tinggi dan menjadi manusia sukses di masa depan.
Guru akan memberi hukuman ataupun tugas tambahan jika para murid tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan, tidak peduli murid tersebut murid yang baik ataupun yang bandel, ataupun murid akan dihukum jika tidak mengikuti peraturan.
Seni, ilmu, dan profesi : Skinner berargumen bahwa guru-guru dapata dilatih untuk menerapkan teknologi pendidikan atau mentransformasikan material pembelajaran dengan pendekatan teknologis dan logika masukan-proses-luaran atau stimulus-respon yang mekanistik.
Ketika SMA tidak semua pelajaran menggunakan media teknologi ketika pembelajaran berlangsung, misalnya pelajaran eksakta, dan tidak jarang pembelajaran yang berbentuk sastra masih menggunakan media konvensional seperti guru menyuruh para murid untuk meringkas isi buku ataupun mengerjakan latihan dengan menulis tangan.
Guru harus mampu melakukan dan menangani proses kreatif secara tidak terduga.
Ketika SMA guru pelajaran menyuruh kami untuk menjelaskan tentang suatu topik pelajaran, jika tidak bisa maka kami harus membayar denda sebagai hukuman bagi siswa yang tidak membaca topik tersebut.
Pengajar yang cerdas : kegiatan pembelajaran yang baik menuntut kehadiran guru yang baik. Tidak pernah terlambat ke kelas atau memotong waktu belajar belum waktu hanya untuk kepentingan kenyamanan pribadi.
Pengalaman di SMA, pada hari tertentu terdapat seorang guru yang selalu datang terlambat untuk mengajar pada jam pertama, ketika beliau masuk, beliau langsung menyuruh kami untuk mengerjakan tugas dan ia selalu menjelaskan tentang alasan keterlambatannya dengan alasan yang sama setiap minggunya.
Guru yang jenius pada intinya mencerminkan keterpelajaran, integritas pribadi, dan kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
Saat SMA ada seorang guru yang selalu mencoba untuk menguji konsentrasi kami, untuk mengetahui apakah kami mendengarkan apa yang dijelaskannya atau kami berkhayal, guru tersebut menguji kami dengan dengan sedikit menggunakan kata-kata yang salah dalam penjelasannya.
Seorang guru yang efektif menginspirasi dan memprovokasi dengan baik murid-muridnya.
Saat SMA, banyak guru yang memberikan kami motivasi-motivasi dan hal-hal yang positif, khususnya ketika kami ingin menghadapi ujian kelulusan dan ujian memasuki perguruan tinggi.
Mengetahui dan memahami perbedaan karakteristik siswa pada masing-masing kelas, namun bukan untuk membandingkannya
Saat SMA, ada beberapa murid di kelas yang sedikit kurang paham pada pelajaran yang berhitung, guru mensiasatinya dengan cara membntuk kelompok belajar agar para siswa dapat berbaur satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar