BAB I : PENDAHULUAN
1. 1
Latar Belakang
Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan
bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dengan menggunakan media tertentu.
Mengajar berasal dari kata “ajar”. Kata “ajar” bermakna memberi petunjuk atau
menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek
tertentu diketahui atau dipahami. Mengajar bermakna tindakan seseorang atau tim
dalam memeberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan,
dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan
memahaminya sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Sebagai seorang pengajar, guru juga harus mampu
untuk mengikuti perkembangan zaman yang terus berkembang agar para guru dapat
menyesuaikan cara pengajaran dengan metode yang digunakan.
Saat ini hampir disetiap sekolah sudah tersedia
sarana teknologi, seperti laboratorium komputer, tidak terkecuali untuk sekolah
dasar. Walaupun sekolah dasar merupakan jenjang lanjutan dalam pendidikan
setelah pendidikan PAUD dan TK, tetapi untuk saat ini pada jenjang sekolah
dasar juga sudah diterapkan sistem pengajaran dengan menggunakan media TIK.
Pengajaran disekolah sekarang ini tidak hanya
terfokus pada buku-buku yang berisi tentang teori-teori suatu pelajaran,
melainkan pada sekarang ini pengetahuan itu bisa dicari melalui media
elektronik sperti internet, sehingga pengetahuan yang didapat para murid itu
tidak terfokus melalui guru saja, melainkan juga bisa didapat dari sumber lain.
Mudahnya mengakses informasi saat initidak selalu memberikan dampak yang
positif tetapi juga memberikan dampak negatif.
1.2.
TUJUAN
Tujuan dari pemebuatan laporan ini adalah:
Tujuan dari pemebuatan laporan ini adalah:
- Untuk menyelesaikan tugas dari MK. Pedagogi untuk UTS
- Untuk mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan seorang guru dalam mengajar murid, dan apa yang memotivasi mereka menjadi seorang pengajar.
1.3.
MANFAAT
Manfaat yang dapat diberikan dari lapora ini adalah:
Manfaat yang dapat diberikan dari lapora ini adalah:
- Membantu para pembaca untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi dasar seorang guru
- Membantu seorang pembaca untuk mengetahui pendekatan yang digunakan seorang guru dalam mengajar.
- Membantu pembaca untuk mengetahui metode apa yang efektif yang bisa digunakan dalam pengajaran.
BAB II : ISI WAWANCARA
Laporan wawancara pedagogi
Iter : Selamat siang, nama saya Dwi Kartika, saya dari fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara.
Itee : Selamat siang, saya LT S.pd
Iter : Tujuan saya mewawancarai ibu adalah untuk sebuah tugas mata kuliah Pedagogi, apakah ibu ada waktu untuk wawancara siang ini?
Itee : tentu saja
Iter : baiklah, kalau begitu saya mulai wawancaranya, sudah berapa lama ibu menjadi guru SD?
Itee : saya sudah 21 tahun menjadi guru SD
Iter : ooo, berarti sudah cukup lama ya bu, bagaimana pandangan ibu mengenai pendidikan?
Itee : pandangan saya mengenai pendidikan saat ini cukup memadai apalagi didukung dengan adanya teknologi seperti media internet, tetapi ada juga sisi negatifnya, dengan banyaknya media internet yang mudah diakses oleh anak-anak membuat mereka lebih banyak bermain daripada belajar.
Iter : hmm-mmm
Itee : ya mereka jadi makin malas untuk menegrjakan tugas, akibat bermain terus-terusan dengan game-game online, bisa dibilang penagruh internet gitulah.
Iter : apa yang menjadi motivasi ibu sehingga ibu memilih untuk menjadi guru?
Itee : motivasi saya pada dasarnya ingin mendidik anak-anak, agar mereka maju khususnya dibidang pendidikan, saya mencoba memotivasi anak-anak dengan memberikan mereka suatu teknik pembelajaran agar mereka bisa termotivasi, misalnya dengan memberikan tugas kepada mereka agar mereka termotivasi.
Iter : bagaimana sudut pandang ibu mengenai peserta didik?
Itee : kalau pandangan saya mengenai peserta didik itu berbeda, apalagi dari segi kemampuan, ada murid yang mudah memahami suatu pelajaran, ada juga yang sulit dalam memahami pelajaran. Permasalahannya itu sering terjadi pada anak yang sulit dalam memahami pelajran, karena terkadang jika kita berikan tugas kepada para murid, mereka yang rajin dalam mengerjakan tugas, mereka selesaikan tugas tersebut, tetapi jika mereka yang malas mengerjakan tugas, mereka tidak mengerjakan tugas tersebut, sehingga yang pintar ya semakin pintar dan yang kurang pintar semakin ketinggalan, karena sudah guru kasih tugas juga mereka tidak mengerjakannya.
Iter : oooo
Itee : terkadang murid yang kurang pintar juga ketika kita berikan tugas mereka tidak mengerjakannya, dan saat guru bertanya tentang tugasnya mereka menjawab tidak mengerjakannya, seharusnya untuk seorang pelajarkan wajib untuk mengerjakan tugas yang diberikan dari sekolah, ya jadinya yang pintar semakin pintar yang lamban semakin jauh ketinggalan. Terkadang juga orang tua siswa juga tidak terlalu peduli tentang pendidikan anaknya, mereka hanya tahu jika anak mereka itu pergi ke sekolah 4
Laporan wawancara pedagogi
Iter : Selamat siang, nama saya Dwi Kartika, saya dari fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara.
Itee : Selamat siang, saya LT S.pd
Iter : Tujuan saya mewawancarai ibu adalah untuk sebuah tugas mata kuliah Pedagogi, apakah ibu ada waktu untuk wawancara siang ini?
Itee : tentu saja
Iter : baiklah, kalau begitu saya mulai wawancaranya, sudah berapa lama ibu menjadi guru SD?
Itee : saya sudah 21 tahun menjadi guru SD
Iter : ooo, berarti sudah cukup lama ya bu, bagaimana pandangan ibu mengenai pendidikan?
Itee : pandangan saya mengenai pendidikan saat ini cukup memadai apalagi didukung dengan adanya teknologi seperti media internet, tetapi ada juga sisi negatifnya, dengan banyaknya media internet yang mudah diakses oleh anak-anak membuat mereka lebih banyak bermain daripada belajar.
Iter : hmm-mmm
Itee : ya mereka jadi makin malas untuk menegrjakan tugas, akibat bermain terus-terusan dengan game-game online, bisa dibilang penagruh internet gitulah.
Iter : apa yang menjadi motivasi ibu sehingga ibu memilih untuk menjadi guru?
Itee : motivasi saya pada dasarnya ingin mendidik anak-anak, agar mereka maju khususnya dibidang pendidikan, saya mencoba memotivasi anak-anak dengan memberikan mereka suatu teknik pembelajaran agar mereka bisa termotivasi, misalnya dengan memberikan tugas kepada mereka agar mereka termotivasi.
Iter : bagaimana sudut pandang ibu mengenai peserta didik?
Itee : kalau pandangan saya mengenai peserta didik itu berbeda, apalagi dari segi kemampuan, ada murid yang mudah memahami suatu pelajaran, ada juga yang sulit dalam memahami pelajaran. Permasalahannya itu sering terjadi pada anak yang sulit dalam memahami pelajran, karena terkadang jika kita berikan tugas kepada para murid, mereka yang rajin dalam mengerjakan tugas, mereka selesaikan tugas tersebut, tetapi jika mereka yang malas mengerjakan tugas, mereka tidak mengerjakan tugas tersebut, sehingga yang pintar ya semakin pintar dan yang kurang pintar semakin ketinggalan, karena sudah guru kasih tugas juga mereka tidak mengerjakannya.
Iter : oooo
Itee : terkadang murid yang kurang pintar juga ketika kita berikan tugas mereka tidak mengerjakannya, dan saat guru bertanya tentang tugasnya mereka menjawab tidak mengerjakannya, seharusnya untuk seorang pelajarkan wajib untuk mengerjakan tugas yang diberikan dari sekolah, ya jadinya yang pintar semakin pintar yang lamban semakin jauh ketinggalan. Terkadang juga orang tua siswa juga tidak terlalu peduli tentang pendidikan anaknya, mereka hanya tahu jika anak mereka itu pergi ke sekolah 4
untuk
belajar, tetapi apara orang tua tidak
mau untuk mencari tahu kendala yang dialami anak mereka, mereka berpikir
jika anak sudah bersekolah maka pemikiran mereka adalah semua itu urusan guru mereka,
yang penting para orang tua sudah menyekolahkan anak mereka. Padahal seharusnya
ada kerja sama antara guru dan orang tua dalam mengetahui perkembangan sang
anak, orang tua juga wajib mengetahui perkembangan anak mereka diluar jam
sekolah dan juga orang tua harus tahu kegiatan anak mereka, agar si anak juga
merasa lebih termotivasi dalam belajar.
Iter : apa yang menjadi filosofi ibu dalam mengajar?
Itee : sebagai seorang pendidik saya hanya ingin apa yang saya sampaikan menjadi berguna untuk para murid, membantu mereka memahami pengetahuan baru, dan saya selalu ingin memeberikan pengetahuan yang baru untuk murid-murid dan saya selalu ingin murid-murid yang saya ajar bisa menjadi bermanfaat.
Iter : pendekatan yang seperti apa yang ibu gunakan dalam mengajar?
Itee : kalau berdasarkan sistem saat ini, awalnya guru itu menjelaskan, kemudian kita tanya kepada para murid mengenai bagian yang kurang mereka pahami, lalu agar murid bisa lebih memahami mengenai topik yang diberikan mereka pun diberikan tugas untuk mencari informasi mengenai topik-topik yang dibahas melalui buku referensi, maupun media internet yang menyediakan informasi tersebut.
Iter : berarti tidak semua gurunya langsung memberikan materi seutuhnya ya bu?
Itee : tidak, awalnya kami berikan terlebih dahulu ajaran sementara, setalah para murid mendapatkan materinya lalu kita sebagai guru itu memberikan arahan kepada murid, kemudian kita berikan pertanyaan kepada murid mengenai bagian mana yang kurang paham, kemudian setelah sekitar 70 persen para murid paham mengenai topik tersebut, maka kita berikan tugas kepada mereka sesuai dengan materi mengenai topik tersebut. Apa ada hal lain yang ingin anda tanyakan lagi?
Iter : saya pikir informasi yang ibu berikan sudah cukup membantu saya untuk menyelesaikan tugas ini, terima kasih atas waktu yang ibu berikan, selamat siang ibu.
Itee : selamat siang, semoga lancar dalam mengerjakan tugas anda.
Iter : apa yang menjadi filosofi ibu dalam mengajar?
Itee : sebagai seorang pendidik saya hanya ingin apa yang saya sampaikan menjadi berguna untuk para murid, membantu mereka memahami pengetahuan baru, dan saya selalu ingin memeberikan pengetahuan yang baru untuk murid-murid dan saya selalu ingin murid-murid yang saya ajar bisa menjadi bermanfaat.
Iter : pendekatan yang seperti apa yang ibu gunakan dalam mengajar?
Itee : kalau berdasarkan sistem saat ini, awalnya guru itu menjelaskan, kemudian kita tanya kepada para murid mengenai bagian yang kurang mereka pahami, lalu agar murid bisa lebih memahami mengenai topik yang diberikan mereka pun diberikan tugas untuk mencari informasi mengenai topik-topik yang dibahas melalui buku referensi, maupun media internet yang menyediakan informasi tersebut.
Iter : berarti tidak semua gurunya langsung memberikan materi seutuhnya ya bu?
Itee : tidak, awalnya kami berikan terlebih dahulu ajaran sementara, setalah para murid mendapatkan materinya lalu kita sebagai guru itu memberikan arahan kepada murid, kemudian kita berikan pertanyaan kepada murid mengenai bagian mana yang kurang paham, kemudian setelah sekitar 70 persen para murid paham mengenai topik tersebut, maka kita berikan tugas kepada mereka sesuai dengan materi mengenai topik tersebut. Apa ada hal lain yang ingin anda tanyakan lagi?
Iter : saya pikir informasi yang ibu berikan sudah cukup membantu saya untuk menyelesaikan tugas ini, terima kasih atas waktu yang ibu berikan, selamat siang ibu.
Itee : selamat siang, semoga lancar dalam mengerjakan tugas anda.
Informasi narasumber :
Inisial Itee :
LT, S.pd
Alamat sekolah :
SD Negeri 106166, Marendal 2, Medan
Hari/ Tanggal
: Selasa, 2 April 2013
Waktu :
pukul 11.30 WIB
BAB III :
PEMBAHASAN
3.1.
Definisi
Mengajar adalah berasala dari kata “ajar” yang
bermakna memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan,
dan sejenisnya kepada subjek tertentu. Mengajar bermakna tindakan seseorang
atau tim dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman,
pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki.
Pengajaran adalah semua proses tindakan yang terjadi
dalam kerangka kegiatan mengajar. Kegiatan itu mulai dari merencanakan,
melaksanakan, menilai, menganalisis hasil, melakukan refleksi, dan membuat
tindak lanjut bagi perbuatan mengajar berikutnya. Pengajaran merupakan sebuah
profesi mulia. Profesi ini merupakan salah satu profesi yang sangat menyita
waktu dan memerlukan komitmen dari guru yang menyandang profesi tersebut.
Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa keputusan simultan
yang terkait dengan konten pedagogi, hubungan dengan siswa, pujian dan
disiplin, bahan pengajaran, dan interaksi dengan rekan-rekan (Griffin, 1999).
3.2.
Kaitan
Antara Hasil Wawancara dengan Teori
3.2.1.
Pandangan
seorang guru mengenai pendidikan
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap
salah satu guru SD disalah satu sekolah di Medan ditemukan bahwa pandangan
seorang guru mengenai dunia pendidikan saat ini sudah semakin berkembang karena
dunia pendidikan saat ini sudah berkaitan dengan penggunaan media TIK sperti
komputer, Laptop (Personal Computer), dan penggunaan media internet yang dapat
membantu para murid dalam mengakses informasi.
Hal ini berkaitan dengan pedagogi pada abad ke 21
dimana pada abad ini pedagogi itu dikenal dengan istilah pedagogi progresif,
yaitu pedagogi itu tidak terpaku hanya pada teoritis saja tetapi juga sudah
pada penggunaan media TIK seperti komputer dan internet. Dalam pedagogi
progresif tersebut juga terdapat istilah tentang pedagogi formal dan juga
pedagogi vernakular. Pedagogi formal disebut juga sebagai pedagogi teoritis dan
pedagogi vernakular disebut juga pedagogi praktis. Berdasarkan wawancara
tersebut, guru SD tersebut telah mencoba untuk menerapkan pedagogi progresif,
dimana awalnya guru tersebut menerangkan kepada para murid mengenai topik
pelajaran mereka, kemudian guru tersebut memberikan tugas kepada para murid
terkait dengan topik pelajaran mereka, agar para murid dapat lebih memahami
pelajaran mereka, tugas yang diberikan oleh guru itu tidak terfokus pada buku
bacaan saja tetapi murid juga disaran untuk menggunakan media internet dalam
menyelesaikan tugas tersebut dengan harapan bahwa para murid akan lebih mudah
untuk menyelesaikan tugas mereka dan mereka juga dapat lebih memahami pelajaran
mereka.
Dari hasil wawancara tersebut juga menemukan bahwa
media TIK seperti komputer dan internet, selain memberikan manfaat yang positif
bagi para murid, yaitu dapat dengan mudah mengakses informasi mengenai suatu
pelajaran, media TIK ini juga memberikan dampak negatif untuk para murid,
seperti semakin berkembangnya Game Online yang menyebabkan murid lebih banyak
menghabiskan waktu mereka di depan komputer dan membuat mereka malas untuk
belajar dan mengerjakan tugas.
3.2.2.
Motivasi
yang mendasari untuk menjadi guru
Berdasarkan pertanyaan motivasi yang mendasari untuk
menjadi guru, dari hasil wawancara yang saya lakukan motivasi yang mendasari
beliau untuk menjadi guru adalah karena beliau ingin melihat para anak didiknya
sukses khususnya dibidang pendidikan, beliau mencoba untuk memotivasi anak-anak
muridnya dengan menggunakan suatu teknik pengajaran
agar para muridnya dapat termotivasi.
Teknik pengajaran yang beliau gunakan dalam
memotivasi para murid adalah merupakan kegiatan yang menginspirasi siswa. Kegiatan
mengajar yang unggul dipandang sebagai proses akademi dimana siswa termotivasi
belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positif terutama berkaitan
dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak, dan merasa. Seorang guru yang
sangat baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan kontribusi yang
posistif yang luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk
membangkitkan minat siswa.
3.2.3.
Pandangan
guru mengenai peserta didik
Berdasarkan hasil wawancara yang saya
lakukan, pandangan guru mengenai peserta didiknya itu berbeda, khususnya
dibidang kemampuan, guru tersebut mengatakan ada murid yang mudah dalam
memahami pelajaran dan ada juga yang sulit dalam memahami pelajaran. Terkadang
juga terjadi permasalahan dalam pemberian tugas, ada murid yang sulit dalam
memahami pelajaran tetapi murid tersebut juga malas untuk mengerjakan tugas,
sehingga terkadang membuat guru sulit menangani anak yang seperti itu. Masalah
yang seperti itu jika dikaitkan dengan teori yang ada di pedagogi, itu
merupakan masalah dari paradigma belajar. Setiap strategi guru didasari pada
paradigma yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Hal ini penting untuk
dipahami, bahwa strategi tumbuh dari paradigma yang berbeda. Asumsi yang
mendasarinya adalah, bahwa pemebelajran lebih akan terjadi ketika guru mulai
mendapatkan pemahaman yang prima tentang bagaimana kegiatan belajar terjadi.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru tersebut untuk menghadapi
permasalahan terhadap para siswanya, seperti :
- Strategi 1 : pelatihan dan pelatrihan lebih lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan yang jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu, dan mempertimbangkan setiap kemajuan. Strategi ini didasari oleh psikologi perilaku.
- Startegi 2 : ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses, dan diingat. Startegi ini didasari pada psikologi kognitif.
- Strategi 3 : mencari da menemukan, yaitu pemebelajaran keterampilan berpikir, pemecahan masalah, dan kreativitas melalui penyelidikan dan penemuan. Strategi ini didasari oleh hasil temuan tentang proses berpikir dan penelitian psikologis pada penalaran dan kreativitas.
- Strategi 4 : kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi setiap pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok. Strategi ini didasari pada hasil temuan tentang komunikasi kelompok dan tim.
- Strategi 5 : pengalaman dan refleksi, yaitu mengaktifkan siswa untuk merefleksikan pemebelajaran yang terjadi di lingkungan kerja, studi wisata, atau kegiatan diluar ruangan. Strategi ini didasari oleh temuan teori belajar holistik dan teori-teori konseling yang memfasilitasi wawasan dan pemahaman diri.
Berdasarkan pada beberapa strategi ini, guru
tersebut bisa menerapkan strategi 2 dan strategi 4 dimana, strategi 2 guru
tersebut menjelaskan mengenai topik pelajaran kepada para siswanya kemudaian
bertanya mengenai hal-hal yang masih kuarng dimenegrti oleh siswa, kemudian
guru juga bisa menerapkan strategi 4 yaitu kelompok dan tim, pada strategi ini
guru bisa membentu kelompok belajar untuk para siswa, yang anggotanya terdiri
dari murid-murid yang mudah memahami pelajaran dengan
murid-murid yang sulit memahami pelajaran, sehingga para murid ini bisa belajar
bersama dalam mengerjakan tugas, dan para murid yang mudah dalam memahami
pelajaran juga dapat membantu para murid yang sulit dalam memahami pelajaran
belajar bersama dan membantu mereka untuk memahami pelajaran.
3.2.4.
Filosofi
yang mendasari guru dalam mengajar
Dari hasil wawancara yang menjadi filosofi guru
tersebut dalam mengajar adalah grur tersebut hanya ingin apa yang guru tersebut
sampaikan dapat berguna untuk para siswanya, membantu para siswa untuk memahami
pengetahuan baru, guru tersebut selalu berusaha untuk memberikan pengetahuan
yang baru untuk para muridnya dan guru tersebut ingin para muridnya menjadi
seseorang yang bermanfaat.
Jika dikaitkan dengan teori yang ada pada sumber
bacaan, guru tersebut adalah tergolong kedalam guru yang baik. Semua guru harus
baik dimata siswanya, Marie F. Hassett mengemukakan bahwa ketika berbicara
tentang kualitas mengajar seorang guru, fokusnya berkaitan dengan
masalah-masalah teknik, konten, dan presentasi. Banyak guru yang dinilai oleh
siswanya sangat baik ternyata hanya
memiliki beberapa sifat dominan. Guru yang baik memiliki karakteristik seperti
berikut:
- Memiliki kesadaran akan tujuan
- Memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa
- Memtoleransi ambiguitas
- Menunjukkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa
- Merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui
- Mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka
- Belajar dari berbagai model
- Menikmati pekerjaan dan siswa mereka.
Guru
tersebut memenuhi beberapa karakteristik dari karakteristik guru yang baik,
seperti memiliki tujuan yang jelas, guru tersebut memiliki tujuan yang jelas
terhadap muridnya yaitu guru tersebut mengharapkan para muridnya menjadi orang
yang sukses khususnya dibidang pendidikan, guru tersebut juga memiliki harapan
akan keberhasilan bagi semua siswa dan guru tersebut juga mencerminkan komitmen
pada pekerjaan mereka serta menikmati pekerjaan dan siswa mereka.
3.2.5.
Pendekatan
yang guru gunakan dalam mengajar
Dari hasil wawancara yang saya lakukan, guru
tersebut menggunakan metode ceramah dan menjelaskan. Metode ceramah yang
dilakukan adalah awalnya guru tersebut menerangkan mengenai topik pelajaran
tersebut, kemudian setelah guru tersebut menjelaskan lalau guru tersebut
bertanya kepada para murid mengenai hal yang kurang dipahami oleh para murid,
kemudian guru juga memberikan sebuah tugas kepada para muridnya yang berkaitan
dengan topik pelajaran mereka agar para siswanya juga dapat lebih memahami
mengenai topik pelajaran mereka.
Jika dikaitkan dengan sumber teori yang ada pada
buku, guru tersebut menggunakan sebuah pendekatan paradigma belajar, seperti
yang telah disebutkan pada penjelsan sebelumnya grur tersebut menggunakan
strategi pengajaran, yaitu strategi 2 dan strategi 1. Strategi 2 yaitu ceramah dan menjelaskan, yaitu
menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses, dan dapat
diingat, strategi ini didasari oleh hasil temuan psikologi kognitif. Strategi 1
yaitu pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu menegmbangkan keterampilan dasar
dan lanjutan dengan tujuan yang jelas, melaksanakan pembelajaran dengan
langkah-langkah tertentu dan mempertimbangkan setipa kemajuan. Guru tersebut
pada awalnya menejlaskan mengenai topik pelajaran mereka, kemudian jika ada
murid yang kurang paham maka guru tersebut akan menjelaskan
kembali kepada para muridnya mengenai bagian yang mereka kurang pahami,
selanjutnya guru tersebut memberikan tugas kepada para muridnya terkait topik
yang mereka pelajari, dan guru tersebut juga memberikan saran kepada para murid
untuk menyelesaikan tugas tersebut tidak hanya melalui buku bacaan, tetapi
mereka bisa memanfaatkan media yang ada untuk membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas mereka.
BAB IV :
KESIMPULAN
Dari hasil wawancara ditemukan bahwa guru sudah cukup baik dalam menggunakan teori-teori pendekatan yang ada pada sumber bacaan dengan dunia pengajarannya. Seperti dari pendekatan yang guru itu gunakan dalam mengajar, filosofi yang mendasarinya untuk mengajar. Guru tersebut juga merupakan kategori guru yang baik, karena motivasi yang mendasarinya dalam mengajar juga filosofinya dalam mengajar dapat merefleksikan guru tersebut sebagai guru yan baik.
Dari hasil wawancara ditemukan bahwa guru sudah cukup baik dalam menggunakan teori-teori pendekatan yang ada pada sumber bacaan dengan dunia pengajarannya. Seperti dari pendekatan yang guru itu gunakan dalam mengajar, filosofi yang mendasarinya untuk mengajar. Guru tersebut juga merupakan kategori guru yang baik, karena motivasi yang mendasarinya dalam mengajar juga filosofinya dalam mengajar dapat merefleksikan guru tersebut sebagai guru yan baik.
BAB
V : TESTIMONI & SARAN
TESTIMONI
Berdasarkan wawancara yang saya lakukan terhadap salah satu guru SD di medan, ditemukan bahwa para guru sudah cukup baik dalam menerapkan metode dan pendekatan yang ada disumber bacaan kedalam dunia pengajaran. Mereka sabagai pengajar juga terbuka dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat pada era sekarang ini. Walaupun masih ada kendala yang dihadapi oleh para guru sperti dalam pendekatan mereka dalam mengajar dengan anak-anak yang memiliki kemampuan yang berbeda.
SARAN
Saran yang dapat saya berikan kepada guru tersebut adalah cobalah untuk memahami perbedaan kemampuan murid, dan berikan motivasi yang lebih kepada para murid agar mereka lebih termotivasi dalam mengajar, selain itu juga coba terapkan metode diskusi berkelompok agar para murid bisa saling berbagi pengetahuan yang mereka punya, dan tidak terjadi kesenjangan antara murid yang pintar dengan murid yang kurang pintar.
TESTIMONI
Berdasarkan wawancara yang saya lakukan terhadap salah satu guru SD di medan, ditemukan bahwa para guru sudah cukup baik dalam menerapkan metode dan pendekatan yang ada disumber bacaan kedalam dunia pengajaran. Mereka sabagai pengajar juga terbuka dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat pada era sekarang ini. Walaupun masih ada kendala yang dihadapi oleh para guru sperti dalam pendekatan mereka dalam mengajar dengan anak-anak yang memiliki kemampuan yang berbeda.
SARAN
Saran yang dapat saya berikan kepada guru tersebut adalah cobalah untuk memahami perbedaan kemampuan murid, dan berikan motivasi yang lebih kepada para murid agar mereka lebih termotivasi dalam mengajar, selain itu juga coba terapkan metode diskusi berkelompok agar para murid bisa saling berbagi pengetahuan yang mereka punya, dan tidak terjadi kesenjangan antara murid yang pintar dengan murid yang kurang pintar.
BAB
VI : DAFTAR PUSTAKA
Danim, S. (2010). Pedagogi, Andragogi, dan
Heutagogi. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar